Kasus Corona Terus Melonjak, Rusia akan Vaksin Booster

0
corona-rusia-bloomberg-andrey-rudakov-msl
Berbagi Informasi :

Klinik-klinik kesehatan di Moskow mulai menawarkan vaksin Covid-19 booster pada hari ini, Kamis (1/7), di tengah upaya Rusia meredam lonjakan infeksi virus corona karena varian Delta.

Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan bahwa warga yang sudah mengikuti vaksinasi penuh bisa mendapatkan suntikan dosis ketiga dengan empat pilihan merek vaksin buatan Rusia.

Sobyanin mengumumkan keputusan ini sekitar sepekan setelah ia menyebut bahwa situasi pandemi di kota pimpinannya “meledak” akibat kemunculan Covid-19 varian Delta.

Ia mengatakan bahwa Moskow saat ini menjadi pusat penyebaran kasus Covid-19 terbesar di Rusia.

Saat itu, Moskow mencatat lebih dari 50 ribu kasus selama dua pekan, tertinggi sepanjang pandemi. Dari puluhan ribu kasus itu, 90 persen di antaranya merupakan varian Delta.

Melihat peningkatan kasus Covid akibat varian Delta ini, pemerintah Rusia pun menggenjot program vaksinasi.

Dengan keputusan terbaru ini, Rusia menjadi salah satu negara pertama yang menawarkan vaksin booster dalam penanganan Covid-19.

Selain Rusia, Inggris juga sedang menyusun rencana kampanye vaksin tambahan atau booster mulai September mendatang sebagai bagian dari upaya mereka agar dapat hidup berdampingan dengan Covid-19.

“Kita harus belajar hidup dengan virus ini. Program vaksinasi Covid-19 pertama untuk memulihkan kebebasan di negara ini, dan program booster akan melindungi kebebasan itu,” ujar Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid, seperti dilansir Reuters, Rabu (30/6).

Pemerintah Inggris sendiri belum menarik keputusan final mengenai booster vaksin dibutuhkan atau tidak. Namun, sejumlah pejabat menyarankan pemerintah mulai mempersiapkan kampanye suntikan vaksin dosis ketiga.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperkirakan bahwa masyarakat, terutama kelompok rentan Covid, perlu vaksin booster untuk perlindungan dari varian baru corona. Perkiraan itu terungkap dalam dokumen internal WHO yang dilihat Reuters.

Dalam dokumen itu, WHO menganggap suntikan booster tahunan untuk individu berisiko tinggi menjadi skenario dasar “indikatif”. Sementara itu, suntikan booster setiap dua tahun dapat diberikan untuk masyarakat umum.

Dokumen itu belum final. WHO rencananya akan membahas dokumen tertanggal 8 Juni itu dalam pertemuan dengan Gavi, aliansi vaksin global yang bekerja sama dengan mereka dalam skema COVAX.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *