Diperkirakan 13% Anak Depresi, karena Tekanan Orang Tua Saat Belajar di Rumah

0
ibu-marah-ke-anak
Berbagi Informasi :

Pemerintah mendorong satuan pendidikan di wilayah PPKM Level 1-3 untuk membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan dan menekan risiko kesehatan dengan merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri serta Inmendagri terkait pelaksanaan PPKM berlevel.

Direktur Sekolah Dasar Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) Sri Wahyuningsih mengungkap secara nasional untuk seluruh jenjang, ada sekitar 39% dari 270 ribu satuan pendidikan yang memberikan data telah melaksanakan PTM terbatas.

“Seluruh pihak berkolaborasi untuk memastikan implementasi peraturan pelaksanaan PTM terbatas di lapangan. Berangkat dari izin orang tua, peserta didik juga masih dapat melakukan pembelajaran dari rumah, namun tetap menjadi kewajiban satuan pendidikan untuk menyediakan kualitas pendidikan yang optimal,” tutur Sri dalam keterangan tertulis.

Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) KPCPEN, Sri menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan sosialisasi aturan teknis PTM terbatas. Menurutnya, sosialisasi ini dilakukan secara masif bersama pemerintah daerah dalam, baik itu Dinas Pendidikan Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Ia menambahkan satuan pendidikan juga didorong untuk membentuk Satgas COVID-19 dalam rangka memastikan penerapan protokol kesehatan di tiap sekolah.

“Sehat dan selamat adalah prioritas utama,” tegas Sri.

Ia menegaskan syarat wajib vaksin diberlakukan bagi guru dan tenaga pendidikan dalam PTM terbatas. Tak hanya itu, peserta didik juga diharapkan segera mendapatkan vaksin.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi menyampaikan sejak Agustus 2021 wilayah Jawa Timur telah melakukan uji coba PTM terbatas secara bertahap pada wilayah yang dianggap aman.

Ia mengungkap hingga saat ini tercatat lebih dari 96,83% SMA, SMK, dan SLB di Jawa Timur telah membuka PTM terbatas. PTM terbatas ini berlangsung 2 jam per hari dan setiap siswa melaksanakan PTM sebanyak 2 kali dalam seminggu.

“Berdasarkan hasil evaluasi kami, kebijakan pemerintah terlaksana dengan baik dalam PTM terbatas. Mulai dari ketentuan kapasitas hingga dan penerapan protokol kesehatan semua terlaksana sesuai arahan. Satgas COVID-19 di sekolah juga bertugas secara bergilir,” ujar Wahid.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Wahid mengatakan bahwa para siswa SMA, SMK, dan SLB mengaku perlu segera PTM. Terutama bagi SMK yang memberikan pendidikan kompetensi keahlian dan keterampilan, sebab proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai kurang maksimal.

Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi (Kak Seto) turut menyoroti sisi psikologis anak terkait PTM terbatas ini. Ia menegaskan belajar adalah hak setiap anak, bukan kewajiban mereka. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk terus mendorong semangat belajar anak, bukan menambah tekanan untuk mereka.

“Belajar efektif adalah belajar dalam suasana menyenangkan. Kalau anak stres, hasilnya akan kontraproduktif. Sebanyak 13% anak Indonesia mengalami depresi karena tekanan orang tua selama harus belajar di rumah,” ungkap Kak Seto.

Kak Seto juga mengatakan semua anak pada dasarnya suka belajar dan cerdas. Oleh karena itu, orang tua harus kreatif dalam membimbing belajar anak di rumah. Menurutnya, semua pihak harus melindungi psikologis anak, baik dalam kegiatan PTM terbatas, PJJ, maupun gabungan dari keduanya.

“Selain perlu adanya edukasi bagi orang tua, pembelajaran sebaiknya ditekankan pada yang bermakna bagi anak. Jangan menekankan pada penuntasan kurikulum, karena ini adalah kurikulum darurat selama PJJ,” tegasnya.

Sebagai informasi, para narasumber dalam dialog ini juga mengingatkan bahwa pendidikan tidak boleh berhenti dalam situasi apa pun dan pendidikan harus dilakukan dengan kekuatan cinta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *