Ini 5 Kota Teraman di Dunia, Pasca Pandemi COVID-19

Copenhagen, Denmark. 24 July 2021,People snejoy summer weather with oat crusing tourism in Christianshavn canal on Amager island of danish capital. Photo..Francis Joseph Dean/Dean Pictures
Economist Intelligence Unit baru-baru ini merilis indeks kota aman 2021. Ada 60 peringkat kota berdasarkan 76 indikator keselamatan di seluruh infrastruktur, kehidupan digital, keamanan pribadi, faktor lingkungan dan, tentu saja, kesehatan dengan kesiapsiagaan pandemi hingga kematian COVID-19 data tahun ini.
Mereka yang berada di peringkat teratas indeks adalah Kopenhagen, Toronto, Singapura, Sydney, dan Tokyo. Semuanya memiliki faktor yang menggambarkan bagaimana keamanan secara keseluruhan berkorelasi dengan rasa kohesi sosial yang kuat, inklusi populasi total, dan kepercayaan masyarakat.
Dikutip dari BBC, berikut alasan lima kota tersebut dinilai paling aman dikunjungi pasca pandemi COVID-19.
1. Kopenhagen
Berada di peringkat teratas indeks, ibu kota Denmark ini mendapat peringkat yang sangat baik karena pilar keamanan lingkungan baru indeks, yang mengukur keberlanjutan (termasuk insentif energi terbarukan), kualitas udara, pengelolaan limbah, dan tutupan hutan kota.
Satu poin terakhir yang benar-benar berdampak, yaitu penilaian perbaikan kota tersebut dalam melawan pandemi COVID-19, strategi pembatasan di sana sepenuhnya dicabut pada September 2021.
“Taman dan area hijau serta saluran air sangat populer selama pandemi. Warga Kopenhagen berjalan-jalan membeli makanan untuk dibawa pulang dan menikmati banyak ruang untuk bebas bernapas di kota ini,” kata warga Asbjørn Overgaard, CEO nirlaba Copenhagen Capacity.
Kopenhagen juga terus memfasilitasi warga dengan pedoman Corona yang ketat, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tidak hanya itu, Kopenhagen juga melakukan tes COVID-19 massal besar-besaran secara gratis untuk semua orang termasuk wisatawan.
2. Toronto
Kota terbesar di Kanada ini menduduki peringkat kedua dalam indeks keamanan secara keseluruhan, dengan skor tinggi di infrastruktur dan keamanan lingkungan. Para penduduk di seluruh komunitas aktif dalam pencegahan Corona, dan memiliki kesadaran penuh akan pentingnya vaksin COVID-19.
Sikap gotong royong Warga Toronto, diceritakan salah satu penduduk di sana yaitu Farida Talaat. Misalnya, mereka melakukan jemput bola bagi yang tidak bisa mendatangi fasilitas kesehatan, untuk memastikan kesetaraan vaksinasi bagi semua kelompok.
3. Singapura
Berada di peringkat kedua dalam keamanan digital, keamanan kesehatan, dan keamanan infrastruktur, Singapura menggunakan kekuatan tersebut untuk bergerak cepat selama masa-masa awal pandemi, meluncurkan pemantauan digital dan pelacakan kontak dengan cepat.
Singapura juga menjadi salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, yang sudah mencapai 80 persen vaksinasi, tetapi masih memerlukan pemantauan ketat dan pelacakan kontak dalam menghadapi varian baru, karena lonjakan kasus kembali dilaporkan beberapa hari terakhir.
“Sebelum mereka dapat memasuki gedung atau tempat, semua penghuni perlu memindai token TraceTogether atau aplikasi telepon mereka untuk check-in SafeEntry,” kata warga Singapura Sam Lee, yang menjalankan blog perjalanan eponymous.
“Ini memungkinkan [pihak berwenang] untuk melacak individu yang mungkin telah berbaur atau berinteraksi dengan yang terinfeksi COVID-19 dengan cepat, sehingga perintah karantina dapat dilakukan untuk menahan atau memutus mata rantai penularan virus Corona.”
Wisatawan juga perlu memasang token TraceTogether atau menyewa telepon yang sudah terpasang sebelum mereka masuk ke negara tersebut.
4. Sydney
Kota terbesar di Australia ini mendapat peringkat kelima secara keseluruhan dalam indeks, dan masuk 10 besar untuk keamanan kesehatan. Australia adalah salah satu negara pertama yang sepenuhnya menutup perbatasan selama pandemi dan telah mempertahankan lockdown yang ketat dalam menghadapi lonjakan kasus.
Tingkat kematian per kapita COVID-19 di Australia terus menjadi salah satu yang terendah di dunia. Karena vaksinasi mencapai 70 persen di New South Wales, banyak dari pembatasan yang kini dilakukan akan dicabut, dan perbatasan internasional akan dibuka pada bulan November.
Bahkan, salah seorang warga di sana benar-benar sudah merasa aman dari COVID-19 sejak lama. “Saya benar-benar tidak pernah merasa aman di negara seperti saya tinggal di Sydney,” kata Chloe Scorgie, pendiri situs web perjalanan Australia Passport Down Under, yang pertama kali pindah ke Sydney pada 2018.
5. Tokyo
Ibu kota Jepang berada di peringkat kelima dalam indeks keseluruhan kota teraman di dunia. Bagian paling atas dari indeks keamanan kesehatan, yang mengukur faktor-faktor seperti perawatan kesehatan universal, kesiapsiagaan pandemi, harapan hidup, kesehatan mental, dan kematian akibat COVID-19.
Meskipun kasus melonjak selama Olimpiade, angka telah turun secara drastis karena vaksinasi telah mencapai hampir 60 persen dari populasi. Jepang juga mengumumkan pencabutan status darurat dan pembatasan secara bertahap akhir September 2021.
Sebagai gantinya, negara tersebut berencana untuk mendorong penggunaan paspor vaksin COVID-19 untuk masuk ke layanan medis, fasilitas umum, dan acara besar. Mereka bahkan mendorong bisnis untuk menawarkan diskon atau kupon kepada pemegang paspor.