Menkes RI : Harus Tetap Waspada dan Taat Protokol Kesehatan !!

0
menkes-bgs-1
Berbagi Informasi :

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka-bukaan soal risiko gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia. Berkaca pada banyak negara dengan cakupan vaksinasi tinggi, lonjakan kasus tetap terjadi saat diserang varian baru Corona.
“Jadi kita lihat, Jepang sempat naik gelombang ketiga, Singapura naik, Malaysia naik, yang di Eropa itu terjadi, di Amerika Serikat (AS), Israel dan UK,” ujar Budi, dikutip dari CNBC, Minggu (14/11/2021).

Baca juga: Vaksin Booster Berbayar Mulai 2022, Ini Kisaran Harga Sinovac hingga Pfizer
Menurut pria yang akrab disapa BGS tersebut, pemicu utama kenaikan kasus COVID-19 ialah varian Delta dan mutasi-mutasinya. Teranyar, subvarian Delta Plus AY.4.2 juga memicu peningkatan kasus di Inggris.

“Untuk ilustrasi, ini kayak preman. Jadi kalau preman masuk ke suatu daerah, misalnya Tanah Abang, ada satu preman, tapi ada preman lain lebih kuat dari dia, kalah preman yang lama. Gitu ya. Ini di virus ada kayak begitunya,” beber dia.

“Jadi memang preman Delta ini relatif lebih dominan, lebih powerful, lebih kuat, dibandingkan preman-preman virus yang lain. Sehingga setiap dia masuk, naik,” lanjutnya.

Varian Delta yang kini menyerang banyak negara disebut Budi adalah gambaran saat Indonesia menghadapi amukan COVID-19 delta di Juli lalu. Kondisi serupa terjadi di banyak negara saat dihadang gelombang COVID-19 varian Delta.

Indonesia sendiri memiliki 25 mutasi atau turunan varian Delta yang didominasi AY.23. Subvarian AY.23 juga menyebar ke banyak negara termasuk Singapura.

“Jadi key (kunci) nomor satu untuk mencegah gelombang ketiga, jangan sampai kemasukan varian baru yang memiliki potensi lebih kuat dari varian lama,” katanya.

Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara itu juga mengingatkan tiga varian berbahaya yang belum masuk Indonesia. Adalah Lambda (C.37 + C.37.1), Mu (B.1.621 + B.1.621.1), dan C.1.2.
Ketiga varian ini umumnya muncul di Amerika Selatan dan kini masuk kategori Variant of Interest (VoI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Varian ini sudah menyebar cukup banyak di beberapa negara tapi belum masuk di Indonesia,” kata BGS.

Dalam kesempatan berbeda, Menkes kembali mengingatkan varian baru Corona adalah potensi lonjakan COVID-19.

“Jadi kalau ada varian baru yang kemudian lebih ganas, itu terjadi lagi kenaikan kasus,” peringatan Menkes.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *