Hari AIDS : Dinkes Kota Tegal Mencatat Total 1.094 Kasus HIV-AIDS Sejak Tahun 2008

0
awareness-banner-worldaidsday-860x573
Berbagi Informasi :

Dinas Kesehatan Kota Tegal, Jawa Tengah mencatat dimulai Tahun 2008 sampai bulan Oktober 2021 sebanyak 1.094 kasus HIV-AIDS. Kasus ini ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kota Tegal.

Dari 1.094 kasus di kota bahari ini, 701 orang diantaranya berjenis kelamin laki laki dan 393 perempuan. Kemudian kasus HIV-AIDS ini terdiri dari 399 kasus HIV dan 135 kasus AIDS dan 61 meninggal dunia.

“Dari 1.094 kasus 399 di antaranya penduduk yang berdomisili di Kota Tegal dengan rincian 264 HIV (Human Immunodeficiency Virus), 135 AIDS dan 61 orang diantaranya sudah meninggal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, dr Sri Primawati Indraswari di kantornya, Rabu (1/12/2021).

Sri Prima mengatakan, sebagai upaya meningkatkan temuan kasus, inovasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tegal yaitu dengan melakukan notifikasi pasangan, pencarian kasus aktif melalui VCT Mobille ke hotspot termasuk Lembaga Pemasyarakatan.

Dengan temuan kasus sedini mungkin Sri Primawati berharap sesegera mungkin mendapatkan akses pengobatan ARV, sehingga kasus HIV menjadi AIDS dapat ditekan.

“Seiring dengan bertambahnya Fasilitas Kesehatan dengan Layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) kasus kematian akibat HIV-AIDS di Kota Tegal dari tahun ketahun mengalami penurunan,” ujar Sri Prima.

Dia meneruskan, upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero pada 2030 yaitu tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS dan tidak ada lagi stigma serta diskriminasi pada Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).

Upaya yang terus dilakukan Pemerintah sudah dimulai pada 2017 telah dicanangkannya strategi Fast Track 90-90-90 yang meliputi percepatan pencapaian 90 persen orang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini, 90 persen dari ODHA yang mengetahui status HIV memulai terapi ARV dan 90 persen ODHA dalam terapi ARV. Langkah ini berhasil menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi ODHA.

“Sehingga ODHA optimis, tetap bisa berkarya dan bekerja,” pungkas Sri Primawati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *