Ini Kata WHO, tentang Vaksin COVID-19 untuk Lawan Varian Omicron

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut vaksin COVID-19 berpotensi melindungi pasien dari gejala berat akibat infeksi varian omicron. Pernyataan tersebut menegaskan kembali bahwa vaksin masih jadi ‘senjata’ paling efektif memerangi pandemi.
“Kami tahu bahwa vaksin kemungkinan memiliki perlindungan,” kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, dalam konferensi pers, dikutip dari The Straits Times, Kamis (2/12/2021).
“Kami masih perlu mencari tahu apakah ada kehilangan perlindungan (dari vaksin COVID-19), tetapi kami pikir vaksin masih akan melindungi terhadap penyakit parah seperti yang mereka miliki terhadap varian lainnya,” sambungnya.
Mengingat varian Omicron disebut-sebut berpotensi menular dengan cepat, bahkan dikhawatirkan mengalahkan dahsyatnya varian Delta, timbul sejumlah pertanyaan terkait sifat varian baru tersebut. Perusahaan vaksin COVID-19 di dunia mengeluarkan berbagai pernyataan dan prediksi terkait efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.
Misalnya Kepala Eksekutif Moderna menyebut, pembaharuan vaksin COVID-19 baru mungkin diperlukan untuk mengatasi varian Omicron. Namun lainnya, Universitas Oxford yang membantu pengembangan AstraZeneca, kemudian BioNTech mitra vaksin Pfizer, memperkirakan adanya perlindungan vaksin dari infeksi Omicron.
WHO juga memperingatkan bahwa cakupan vaksinasi rendah serta pengujian yang rendah untuk melacak virus adalah peluang besar untuk virus berkembang biak.
Mengingat varian Delta sempat memicu lonjakan besar kasus COVID-19 di sejumlah negara, WHO menekankan bahwa langkah-langkah mengatasi varian Delta secara global juga bakal menghambat penyebaran Omicron. Di antaranya, dengan penggencaran program vaksinasi dan testing.
“Kita perlu menggunakan alat yang sudah kita miliki untuk mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa dari varian Delta. Jika kita melakukannya, kita juga akan mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa dari Omicron,” kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, Rabu (1/12/2021).
“Tetapi jika negara dan individu tidak melakukan apa yang perlu mereka lakukan untuk menghentikan transmisi Delta, mereka juga tidak akan menghentikan Omicron,” pungkasnya.